Banyak kota di Indonesia melarang penjualan dan perayaan kembang api dalam pergantian tahun baru kali ini. Apakah pelarangan ini merupakan peluang untuk mencari alternatif merayakan pergantian tahun baru yang lebih ramah lingkungan?
Menjadi budaya setiap negara, perayaan tahun baru selalu meriah. Perayaan tahun baru dan kembang api seperti menjadi bagian yang tak terpisahkan sejak beberapa abad terakhir. Perayaan tahun baru dengan perayaan kembang api yang memukau hingga yang menghabiskan biaya fantastis. Perayaan kebang api pada pergantian tahun selayaknya puncak perayaan dari penghujung tahun.
Letupan dan warna-warni kembang api yang dinyalakan sangatlah menarik pasang mata yang menatap langit malam. Besar dan indah warna kembang api yang dinyalakan seakan menjadi simbol bagaimana masyarakat bahagia menyambut pergantian tahun baru.
Namun seiring waktu berjalan, perayaan kembang api di pergantian tahun baru menjadi hal yang disorot oleh aktivis lingkungan dan masyarakat luas. Dampak dari penyalaan kembang api menimbulkan dampak yang banyak, misalnya efek primer dari perayaan kembang api yaitu efek suara, efek cahaya, efek asap, dan efek bahan terbang (potongan kertas dan sisa bahan peledak di kembang api).
Lalu, apa dampak negatif dari perayaan kembang api ?
Ilustrasi efek dari PM2.5
WHO (World Health Organization) telah melaporkan partikel-partikel halus yang disebut “PM2.5” yaitu pertikel halus yang berdiameter kurang dari 2.5 micrometer yaitu efek dari letupan kembang api yang dinyalakan, lalu partikel-partikel halus ini dapat masuk ke dalam paru-paru dan masuk ke sirkulasi darah dalam tubuh.
Oleh sebab itu, partikel-partikel halus PM2.5 memberikan dampak yang negatif dalam tubuh dan berkontribusi dalam penyakit saluran pernafasan, dari penyakit kardiovaskular hingga penyakit kanker paru-paru.
Dikutip dari DW Indonesia, jawatan lingkungan federal Jerman dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa, partikel-partikel halus PM2.5 telah diterbangkan ke atmosfer dengan jumlah lebih dari 2.000 ton partikel-partikel halus PM2.5, hal tersebut akibat dari pembakaran kembang api. Lalu, partikel-partikel halus yang diproduksi sebanyak 75% dari jumlah tersebut diterbangkan ke atmosfer pada tanggal 31 Desember.
Partikel-partikel halus PM2.5 dalam beberapa menit diterbangkan ke langit-langit dunia. Bisa dibayangkan, dengan beberapa menit saja partikel-partikel halus dengan jumlah 2.000 ton diterbangkan ke langit.
Banyak burung diduga mati setelah pesta tahun baru.
Kematian burung di Roma, saat pergantian tahun baru 2021
Melansir dari Kompas.com, salah satu kasus terbaru dalam kematian banyak burung setelah pesta tahun baru, misalnya pada awal tahun 2021 di kota Roma, Italia. Awal tahun 2021, ditemukan banyak burung mati di kota Roma. Melansir The Sun pada Jumat (01/01/2021), temuan itu terjadi diakibatkan banyak orang lali dan abai dari larangan perayaan kembang api di kota, hal tersebut dibuat untuk pengupayaan pelindungan hewan dan situs-situs warisan dunia di Roma.
Hal yang terjadi di atas, menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dunia. Semakin besar dan berbahaya partikel-partikel PM2.5 yang diterbangkan ke langit menjadi bahaya yang serius untuk kelangsungan hidup burung-burung di dunia. Pertunjukan perayaan kembang api dalam setiap tahun mengorbankan burung-burung setiap tahun, baik menyebabkan ketakutan pada burung dan hewan lain dan menyebabkan cidera sampai-sampai kematian pada banyak burung di dunia. Maka, perlu adanya perhatian dan kepedulian masyarakat mengenai perayaan tahun baru dengan kembang api.
Negara-negara di seluruh bagian dunia, banyak melakukan perayaan kembang api dalam malam pergantian tahun baru. Jutaan dolar “dibakar” dalam perayaan pergantian akhir tahun dengan perayaan kembang api.
Banyak negara di seluruh bagian dunia telah menghabiskan banyak uang untuk perayaan pergantian tahun dalam setiap tahunnya. Dapat dibayangkan bila satu kota saja mereyakan pergantian tahun dengan kembang api yang mewah dan besar, berapa ongkos yang dikeluarkan untuk hal itu.
Menurut The Guardian, kota London pada tahun 2014 dalam perayaan kembang api dalam 11 menit menghabiskan setidaknya dana 1,8 juta poundsterling, kembang api dinyalakan dari 3 kapal tongkang dan 14 ponton dengan 400 jenis kembang api.
Sedangkan kota Sydney, Australia yang disebut-sebut sebagai pesaing dari perayaan kembang api di London, menghabiskan dana sekitar 7 juta dollar Australia atau sekitar 3 juta poundsterling pada tahun 2017. Perayaan itu dengan 11 ribu lembang api dan 40 ribu jenis petasan komet.
Lalu, kota Dubai juga telah menghabiskan dana yang tidak sedikit untuk perayaan kembang api dalam pergantian tahun. Dubai memegang rekor biaya perayaan kembang api dengan menghabiskan 6 juta dollar AS atau sekitar 3,8 juta poundsterling dalam waktu 6 menit, dengan menyalakan 500 ribu kembang api dalam waktu itu.
Dapat dibayangkan betapa besar dana yang dikeluarkan negara-negara untuk hanya perayaan pergantian tahun saja. Dengan banyak efek dan dampak yang tidak baik untuk lingkungan, sebaiknya perayaan tersebut dapat diganti dengan perayaan yang lebih ramah lingkungan dan mungkin dengan ongkos yang lebih sedikit dari perayaan kembang api seperti di atas.
Perayaan laser dan show-drone bisa menjadi alternatif.
Melihat berbagai efek dan dampak negatif dari banyaknya penyalaan kembang api dalam perayaan pergantian tahun, banyak pegiat lingkungan dan pemerintah negara-negara mulai melarang perayaan pergantian tahun dengan kembang api. Dengan membiarkan dampak lingkungan terus-menerus banyak pihak yang mulai mencari alternatif perayaan lain untuk merayakan pergantian tahun.
Beberapa negara agaknya telah mulai beralih ke perayaan yang lebih ramah lngkungan. Korea Selatan misalnya, perayaan pergantian tahun 2019 lalu, merayakan pergantian tahun dengan show drone di udara dan tentunya menarik banyak perhatian bagi pengunjung da warga korea sendiri. Perayaan tersebut juga dinilai lebih indah dan lebih berwarna.
Lalu, ada kota Landshut di Jerman yang melakukan pertunjukan laser dalam perayaan pergantian tahun, perayaan tersebut juga lebih menarik. Dengan berbagai dampak negatif perayaan show drone dan laser agaknya menjadi alternatif untuk mengatasi dampak lingkungan yang terjadi ketika setiap kali perayaan pergantian tahun dengan kembang api.
Dengan banyak hal di atas, penulis berpendapat bahwa perayaan tahun baru menggunakan kembang api sebaiknya tidak dilakukan lagi. Dengan dampak lingkungan dan dampak kesehatan yang timbul setelah penyalaan kembang api, serta pemborosan dana untuk hanya menampilkan kembang api hanya beberapa menit saja. Sebaiknya digantikan dengan perayaan laser atau drone dengan tidak timbul dampak yang banyak untuk lingkungan dan ramah lingkungan, apalagi tidak membahayakan kesehatan peserta perayaan tahun baru.
0 Komentar