COVID-19 : Tahanan
Rumah
Part.3 Idul Fitri
8 Hal-Hal
yang Beda di Lebaran Tahun Ini
Lebaran bagi saya menjadi puncak perayaan di Bulan Puasa. Tentu, bukan
hanya lodong kaleng wafer yang berisi rengginang yang menjadi pokok utama,
namun karena banyak saudara jauh berdatangan dan saling bertukar pikiran dengan
mereka. Yah, walau tahun ini tidak bisa seperti tahun-tahun sebelumnya tak
mengapa, mungkin Allah menguji kita dan memberi hikmah besar di balik ini
semua. Contohnya saja sekarang kita belajar menjadi lebih perhatian dengan
kebersihan dan kesehatan, jadi nggak ada salahnya kita mengahadapi lebaran
tahun ini dengan senyuman bukan dengan umpatan, kan ?
Hal-hal yang beda di lebaran tahun ini tentu banyak, manusia yang
diciptakan untuk hidup offline bukanlah online, hidup bertemu dengan rang lain
dan melakukan dengan bebas di luar rumah bukan hanya menggunakan ponsel pintar
untuk memesan sesuatu. Nah, di bawah ini ada beberapa hal yang saya merasa beda
di lebaran tahun ini - hah, sedih saya – seperti di bawah ini,
1. Tidak Ada Mudik
Mudik dan segala yang menyeliputinya menjadi
hal yang sangat susah untuk ditemukan di tahun ini, tentu karena pemberlakuan
pembatasan sosial di daerah-daerah. Mudik yang menjadi hal wajib dalam Lebaran
di Indonesia atau bisa dikatakan sudah menjadi budaya khas Indonesia tidak
dapat dilakukan.
Tidak dapat dipungkiri sebagai salah satu orang
yang melakukan mudik di tiap lebarannya, saya merasa tahun ini sangat berbeda.
Kembali lagi, mudik yang menjadi tradisi tahunan di Indonesia, tidak
tanggung-tanggung ada puluhan juta orang melakukan mudik, baik dalam satu
provinsi bahkan bermudik antar pulau, bayangkan betapa besar tradisi ini di
Indonesia.
Salah satu mengapa mudik menjadi perjalanan
masyarakat Indonesia yang besar yaitu karena banyak masyarakat Indonesia yang
bekerja di luar kota dan lebaran adalah momen masyarakat untuk pulang ke
kampung halaman. Sebab hal yang memisahkan seseorang dengan keluarganya itulah
yang menjadi pendorong kuat masyarakat melalukan mudik.
2. Tidak Ada Halal bi halal /
Sungkeman
Halal Bi Halal merupakan salah satu tradisi
yang telah dilakukan sejak lama terutama di Jawa di tempat tinggal saya, tidak
dapat dipisahkan dari tradisi bahwa yang muda mengunjungi yang lebih tua dan tidak
lupa mengunjungi teman-teman. Kegiatan Halal Bi Halal ke orang tua dan saudara
yang lebih tua ini disebut juga sungkeman di Jawa. Walaupun dalam zaman modern ini,
tentu banyak di antara kita sudah mengenal dan menggunakan ponsel pintar untuk
mengucapkan selamat Lebaran kepada keluarga dan juga teman-teman, tetapi bagi
sebagian besar orang Halal Bi Halal ( sungkeman ) masih tetap menjadi hal wajib
dan selalu menjadi daya tarik sendiri untuk dilakukan.
Pembatasan sosial dan pelarangan berkunjung ke
daerah lain menjadi alasan yang banyak menjadikan kegiatan Halal Bi Halal tidak
dapat berlangsung di tahun ini. Kegiatan maaf-maafan yang sering dilakukan saat
Lebaran, secara otomatis tak dapat dilakukan.
3. Tidak Ada Takbir keliling
Bagi beberapa orang takbir keliling merupakan
hal wajib ketika malam menjelang lebaran. Takbir keliling dan sesekali disertai
juga dengan menyalakan kembang api. Walaupun banyak di daerah saya menyalakan
mercon ledak, tapi tak membedakan rasa riang di malam itu.
Kembali lagi, perayaan lebaran tidak dapat
dilakukan sebab wabah Covid-19. Apapun yang terjadi perayaan lebaran tidak
mungkin tidak ada, kan ? Banyak daerah di Indonesia pasti ada perayaan
pengganti, layaknya di daerah saya. Perayaan daerah saya banyak diganti dengan
makan-makan bersama dengan tetangga dan sambil melakukan ronda malam – sebagai
informasi, ronda malam di daerah saya lakukan bukan hanya menghadapi pemudik
daeri daerah luar kota saja, namun juga penjagaan dari pencurian di daerah saya
juga. Sebab terjadi beberapa pencurian di dekat daerah tempat tinggal saya –
yang dilakukan di pos-pos penjagaan dan melakukan takbir hanya di
masjid-masjid.
4. Ketupat atau Lontong
Menjadi hal yang khas setiap lebaran ada
ketupat atau lontong, lebih lengkap lagi dimakan dengan sayur opor. Banyak sobat
mungkin masih menemuinya di lebaran kali ini. Bedanya lontong atau ketupat
tidak bisa dimakan bersama keluarga besar seperti tahun-tahun sebelumnya.
5. Beli Baju Baru
Baju baru saat lebaran mungkin sobat baca
sering temui, atau sobat lakukan setiap tahun ? Nah menjadi hal yang tidak
begitu terpengaruhi oleh wabah corona yaitu kegiatan beli baju baru, kemudahan
dalam membeli baju baru sekarang membuat baju baru tetap menjadi kekhasan
setiap lebaran walau wabah melanda.
6. Tidak Ada Rekreasi
Biasa saat lebaran, saat keluarga besar sudah kumpul semua pasti
rekreasi tidak harus mahal rekreasi biasanya makan-makan di kaki gunung, atau
berenang di kolam renang, dan acara-acara di lingkungan denkat desa. Oleh sebab
keluarga besar tidak dapat bertemu maka rekreasi tahunan tidak ada di tahun
ini. Tentu sedih, pertama bisa bertemu keluarga besar lalu bisa rekreasi bareng
adalah hal yang berganda-ganda kesenangannya.
7. Petasan Berkurang
Sebagai anak desa, saya sangat mengerti bahwa saat lebaran adalah saat
yang tepat untuk main petasan. Namun seperti hal-hal lain di atas, saya melihat
tidak banyak anak-anak main petasan, atau sudah berganti ke game online ya
sekarang ? Tapi, memang pergerakkan ekonomi yang tidak dapat berjalan dengan
lancar membuat distribusi petasan terhambat, dan banyak anak-anak juga yang
kesulitanmua beli petasan. Jadi, jarang terdengar petasan di lebaran kali ini.
8. THR / Tunjangan Hari Raya
Berkurang
Nah, terakhir ini banyak anak muda dan anak-anak paham, THR tahun ini
berkurang. Melihat tidak bisanya keluarga besar berkunjung dan kita juga tidak
dapat berkunjung ke saudara lain, menjadi THR anak-anak berkurang, hal ini
menjadi hal yang mencolok di tahun ini dalam tanda kutip untuk anak-anak.
Gambar
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.idntimes.com%2Flife%2Finspiration%2Fbudi-rahmah-p%2F5-tips-memaksimalkan-lebaran-bersama-keluarga-biar-makin-berkesan-c1c2-1&psig=AOvVaw3T7lzaS5nZH4vdsB2_rMJu&ust=1591796383238000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCKCzwfrt9OkCFQAAAAAdAAAAABAD
0 Komentar